Mengenal Songkok Recca, Songkok yang sering dipakai Ustadz Adi Hidayat
Siapa yang tidak kenal dengan Ustadz Adi Hidayat, salah satu ustadz terkenal di tanah air yang sering dilabeli sebagai ustadz yang sangat cerdas.
Dalam setiap ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat selalu menggunakan dalil Al Qur'an dan Al Hadist. Dan yang luar biasa adalah beliau tahu nomor ayat dan hadist serta letaknya pada mushaf. Itulah salah satu alasan mengapa beliau dilabeli ustadz cerdas.
Ada hal lain yang cukup menarik pada beberapa video kajian Ustadz Adi Hidayat di youtube. Beliau sering menggunakan songkok yang bagi orang Bugis-Makassar sangat familiar.
Songkok Recca, itulah nama songkok yang beberapa kali digunakan oleh beliau. Jika orang yang berasal dari Sulawesi Selatan melihatnya maka sudah pasti mereka berpikir bahwa beliau adalah orang Bugis atau Makassar.
Arti nama Songkok Recca
Songkok Recca memiliki beberapa nama lain yaitu Songkok To Bone atau songkok Bone, Songkok Pamiring/Biring, Songkok Guru. Berikut penjelasannya.
Songkok Recca
Di tanah Sulawesi songkok ini paling populer dikenal dengan Songkok Recca. Nama Songkok Recca merujuk pada proses pembuatannya, dimana songkok ini memiliki bahan dasar berupa serat daun lontar yang ditumbuk (bugis/makassar: Direccak).
Serat ini kemudian dikeringkan dan direndam ke dalam larutan pewarna, dikerangkan lagi baru dianyam.
Songkok Bone
Songkok Bone atau Songkok To Bone berarti Songkok orang (Bugis/Makassar: To) Bone. Bone adalah salah kabupaten dengan luas wilayah terbesar di Sulawesi Selatan.
Bone juga merupakan nama kerajaan besar yang pernah mendominasi Sulawesi selatan, bahkan mampu melakukan ekspansi sampai kepulau lain di luar kepulauan Sulawesi.
Alasan utama mengapa dinamai Songkok To Bone karena Bone merupakan daerah dimana model songkok recca modern dibuat.
Kabupaten Bone juga menjadi sentra pembuatan songkok recca di Sulawesi Selatan.
Songkok Pamiring
Songkok Pamiring/Biring (pinggiran) merujuk pada hiasan pada bagian bawah dari songkok ini. Hiasan yang berupa benang berwarna emas atau perak atau bahkan benang emas asli dan diberi nama Songkok Pamiring Ulaweng.
Hiasan benang emas bukan sembarang hiasan, tapi bisa dibilang hiasan ini bersifat intergral dan memiliki makna yang sangat dalam.
Songkok Guru
Penggunaan nama Songkok Guru umumnya digunakan di kalangan suku Makassar. Penggunaan nama Songkok Guru mungkin merujuk penggunanya, yaitu banyak digunakan oleh guru (orang pintar dalam masalah adat dan pengetahuan umum lainnya).
Status Dan Penggunaan Songkok Recca
Songkok Recca menjadi salah satu simbol kebudayaan di tanah Sulawesi Selatan oleh orang Bugis-Makassar. Songkok ini selalu dupakai dalam setiap acara berbau adat-kebudayaan.
Selain dipakai oleh suku Bugis, Makassar, Mandar, juga Buton di pulay Sulawesi, songkok ini juga sering dijumpai dikenakan oleh suku lain di luar Sulawesi. Contohnya suku Bima, dan suku Sasak.
Hal ini tidak terlepas dari pertalian yang terbangun dari perkawinan kalangan bangsawan Bugis-Makassar dengan suku luar tersebut ketika kerajaan-kerajaan Bugis dan Makassar melakukan ekspansi kekuasaan.
Penggunaannya kini tidak terbatas, boleh digunakan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Tidak seperti dulu dimana songkok ini digunakan oleh orang-orang tertentu saja, seperti suku Bugis-Makassar saja, kalangan bangsawan saja atau dalam acara-acara tertentu saja.
Siapa saja kini bisa menggunakan songkok ini, apalagi songkok ini sudah tersedia di lapak-lapak pasar dan toko online. Misalnya seperti Ustadz Adi Hidayat tadi, beliau yang notabene suku Banten atau SunSunda Banten bebas memakai songkok ini.
Dan bagi orang Bugis-Makassar tidak akan mempermasalahkan hal tersebut sekalipun songkok tersebut berstatus songkok adat.
Hanya saja ada sebagian kalangan orang yang mengisyaratkan agar perlu berhati-hati jika mau memakai Songkok Recca ini.
Ada syarat kecil yang perlu diperhatikan yaitu terkait dengan tinggi anyaman benang emas/perak pada Songkok Recca. Pasalnya anyaman ini memiliki makna tertentu karena menjadi simbol strata sosial penggunanya.
Semakin tinggi anyaman benang emas/peraknya makan akan semakin tinggi strata sosial pemakainya. Gambar di bawah umumnya dipakai orang biasa dan bangsawan.
Kalau yang dibawah ini umunya dipakai oleh bangsawan tinggi.
Referensi tambahan:
https://ahmadsaransi09.blogspot.com/2020/05/tradisi-pemakaian-songkok-adat.html