Sosok Liwa Gunung Prisma Menghadapi Pemanasan Global
Perlahan tapi pasti, dunia sedang mengalami pemanasan global secara menyeluruh termasuk Indonesia. Permasalahan yang menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat dunia ini perlu lebih diperhatikan dan diprioritaskan. Sebab, jika tidak dimulai dari langkah yang kecil, dampak yang dirasakan oleh lingkungan akan semakin memperparah keadaan.
Salah satu sektor yang menjadi penyebab pemanasan global adalah dari sektor energi. Sedangkan, Indonesia masih didominasi dengan energi batubara. Untuk menekan penggunaan energi batubara di Indonesia, stakeholder, pengusaha serta pemerintah perlu bekerja sama untuk mencari solusi dan berupaya menguranginya.
Salah satu pengusaha bisnis baja yaitu Liwa Supriyanti dari Gunung Prisma, ia tengah menyusun strategi yang cepat dan tepat untuk menghadapi permasalahan pemanasan global. Liwa berharap, upayanya dapat menginspirasi stakeholder dan pengusaha lain untuk bersama-sama memberikan perhatian lebih bagi lingkungan.
Strategi Liwa Gunung Prisma Hadapi Pemanasan Global
Sudah 20 tahun lamanya, Liwa Supriyanti berkecimpung langsung di industri baja. Liwa sadar bahwa industri baja menyumbang banyak hal yang berdampak pada lingkungan dan pemanasan global. Maka dari itu, sebagai pengusaha Liwa tengah mempersiapkan strategi untuk menghadapi permasalahan yang menjadi isu dunia ini.
Liwa melihat bahwa industri baja akan terus menjadi pilar dari pembangunan infrastruktur di Indonesia yang mana akan selaras dengan penggunaan energi yang akan berdampak pada lingkungan. Melihat potensi dan tantangan tersebut, Liwa berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi limbah dari bahan baku serta memprioritaskan penggunaan teknologi untuk mendaur ulang material yang dapat berperang penting pada pengurangan gas emisi dan juga limbah.
Salah satu strategi yang Liwa Supriyanti lakukan sebagai Direktur Gunung Prisma adalah dengan memilih bahan daur ulang dari barang bekas sebagai elemen pembuatan baja. Liwa memilih besi tua yang masih bisa di daur ulang. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, Liwa dapat berupaya untuk membuat produksi baja lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Liwa yakin dan optimis bahwa dengan strategi yang green dan berkelanjutan dapat mengurangi dampak lingkungan dan memberikan dampak positif bagi iklim. Ketika strategi Liwa berhasil, ia berharap bahwa perusahaan yang bergerak di industri manufaktur pun dapat memanfaatkan teknologi dan meminimalisir dampak pemanasan global yang sedang terjadi.
Komitmen Liwa Dalam Meminimalisir Dampak Lingkungan
Permasalahan pemanasan global sudah terjadi puluhan tahun lamanya di dunia. Bukan perihal mudah untuk meminimalisirnya. Namun, Liwa tetap optimis dan berkomitmen untuk terus berupaya mengurangi jejak CO2 di Indonesia melalui gerakan kecil dengan penggunaan daur ulang pada proses produksi baja di perusahaannya.
Hasil yang didapat dari komitmen Liwa pun memuaskan. Gunung Prisma berhasil memproduksi baja dengan kualitas tinggi, namun dengan energi yang lebih kecil. Sehingga berdampak positif pada lingkungan. Selain itu, Liwa juga tengah berkomitmen untuk lebih green steel dalam industri perusahaan Gunung Prisma. Bahkan, Liwa juga mendorong kliennya untuk turut mendukung komitmen yang lebih ramah lingkungan dengan memberikan hasil nyata.
Sebagai pemimpin Gunung Prisma, Liwa Supriyanti akan terus memberikan strategi yang membuat perusahaan menjadi penghasil baja nasional dengan kualitas yang tinggi. Namun, ia juga tetap berupaya sebagaimana mungkin untuk memperhatikan dampak lingkungan dan meminimalisir limbah, gas emisi dan penggunaan energi.
Jika semua pihak di industri baja bersama-sama menjalankan strategi yang ramah lingkungan, Liwa percaya bahwa permasalahan pemanasan global dapat teratasi.