Desain Wajah Hong Die Dirubah Imbas Kritik Penggemar Renegade Immortal
Pada episode 59, salah satu karakter penting dalam serial Renegade Immortal, yaitu Hong Die atau Red Butterfly, akhirnya muncul. Kemunculannya ini sebenarnya telah dinantikan oleh banyak penggemar karena Hong Die adalah karakter dengan peran signifikan di arc cerita ini. Namun, antusiasme tersebut berubah menjadi perdebatan panas di berbagai platform, terutama di Weibo.
Hanya saja, kemunculan Hong Die mendapatkan tanggapan sinis dari para penggemar serial ini di media sosial. Banyak dari mereka merasa kecewa karena desain karakter Hong Die dianggap tidak sesuai dengan deskripsi di novel. Beberapa bahkan menyebut bahwa tim produksi telah gagal menangkap keindahan karakter yang menjadi daya tariknya di cerita asli.
Jika kalian pernah membaca novel Renegade Immortal, kalian pasti memahami alasan di balik kritik tersebut. Novel menggambarkan Hong Die sebagai sosok yang tidak hanya cantik secara fisik tetapi juga memiliki aura yang memikat. Sayangnya, adaptasi visual dari karakter ini tampaknya jauh dari ekspektasi para pembaca setia.
Desain yang jelek?
Bila dikatakan jelek, sebenarnya desain Hong Die tidak bisa dibilang sepenuhnya buruk. Namun, banyak penggemar yang merasa desain tersebut terlihat kurang maksimal, terutama pada gaya rambutnya yang terkesan aneh. Rambut yang seharusnya mendukung keanggunan karakter ini justru membuat Hong Die terlihat kurang memukau.
Dalam novel, Hong Die digambarkan sebagai sosok yang sangat cantik, bahkan kecantikannya disebut setara dengan Liu Mei, karakter yang sering dianggap sebagai tokoh tercantik di serial ini. Deskripsi tentang Hong Die yang menawan ini diulang beberapa kali oleh sang penulis untuk menekankan daya tarik karakternya.
Namun, setelah episode 59 dirilis, kesan cantik yang menjadi ciri khas Hong Die tampaknya gagal tersampaikan. Kekurangan ini tidak terlepas dari kualitas desain tim produksi yang dianggap kurang mampu menyesuaikan detail dengan ekspektasi novel. Hal ini membuat banyak penggemar merasa bahwa Hong Die tidak mendapatkan penggambaran yang layak.
Dari segi wajah sebenarnya sudah sangat bagus dan cantik, hanya saja yang menjadi masalah adalah model rambutnya, itu saja. Entah kenapa pihak produksi ini gagal menciptakan desain yang lebih baik, terutama untuk karakter penting seperti Hong Die.
Padahal, Hong Die merupakan karakter yang cukup menonjol pada arc cerita ini. Sebagai salah satu tokoh kunci yang akan menjadi nemesis yang memiliki ranah kultivasi lebih tinggi dari Wang Lin, Hong Die memainkan peran yang signifikan dalam membangun alur cerita yang lebih kompleks.
Karakter ini memiliki daya tarik yang besar, baik dari segi peran maupun kepribadian, sehingga para penggemar memiliki ekspektasi tinggi terhadap desain visualnya. Namun, keputusan tim produksi yang terkesan asal-asalan membuat pesonanya tidak begitu terasa. Kekurangan ini tentu menjadi tantangan besar bagi tim produksi untuk bisa memuaskan para penonton.
Akhirnya diperbaharui pihak studio
Setelah kritik bertubi-tubi terhadap desain awal Hong Die di episode 59, pihak studio akhirnya melakukan perubahan. Pada episode 60, perubahan terlihat cukup jelas, terutama pada gaya rambutnya. Rambut yang sebelumnya tampak konyol dan menutupi sebagian besar wajah kini ditata lebih rapi, sehingga fitur wajah Hong Die terlihat lebih jelas dan menarik.
Namun, perubahan ini tetap mendapat banyak kritik dari penggemar serial Renegade Immortal, terutama di Weibo. Beberapa penggemar merasa bahwa desain baru justru membuat karakter Hong Die terlihat semakin jelek. Kritik ini muncul karena perubahan desain tidak hanya menyasar rambut, tetapi juga ada sedikit modifikasi pada wajah yang dianggap membuatnya terlihat lebih tua.
Menurut saya sendiri, desain baru ini sebenarnya sudah cukup baik. Perubahan pada gaya rambut memberikan tampilan yang lebih segar, dan Hong Die terlihat lebih menonjol dibandingkan sebelumnya. Namun, tidak semua penggemar bisa menerima perubahan ini, terutama mereka yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap adaptasi visual karakter favorit mereka.
Standar desain dari pihak studio memang tampaknya tidak terlalu tinggi. Hal ini bisa dilihat dari karakter lain seperti Liu Mei, yang dalam novel disebut sebagai wanita tercantik, tetapi dalam adaptasi animasi terlihat biasa saja. Mungkin ke depannya, pihak studio perlu lebih memperhatikan detail agar sesuai dengan ekspektasi penggemar yang setia mengikuti cerita ini.